BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Makkah
adalah kota suci lahirnya agama Islam. Sebelum adanya agama Islam didunia.
Masyarakat kota Makkah masih mempercayai bahwa berhala-berhala yang mereka
ciptakan sendiri adalah Tuhan mereka. Namun saat Allah SWT mengutus Nabi
Muhammad SAW sebagai Rasul terakhir dan menyebarkan agama Islam dikota Makkah.
Disitulah Agama Islam mulai dikenal. Sebagai penghuni Makkah yang membersihkan
kota Makkah dari kesyirikan serta segala bentuk kemungkaran.
Yaitu
Nabi dan Rasul terakhir, Nabi Muhammad SAW diperintahkan untuk membersihkan
Ka’bah dari berhala-berhala dan bentk-bentuk kesyirikan disekelilingnya. Pada
awalnya, risalah Nabi Muhammad SAW yang begitu agung dan luhur tidak bisa
diterima penduduk Makkah. Dan perlawanan orang-orang kafir semakin hari semakin
menjadi-jadi. Mereka menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW telah mengubah agama
dan keyakinan nenek moyang mereka, menghina Tuhan, dan meracuni otak mereka.
Namun,
Nabi Muhammad SAW bersikap sabar dan merespon dengan memberikan jawaban yang
sangat indah. Sebagaimana firmanNya yang artinya:
“dan bersabarlah
terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara-cara yang
sangat indah” (QS Al-Muzzammil[73]:10)
Semakin
lama, kaum kafir Quraisy mulai kehabisan cara. Berbagai ,manuver mereka
lancarkan. Yang terhebat, ketika tokoh Quraisy, Al-Wahid Al-Mughirah yang
menuduh Nabi Muhammad dengan Tidak Waras.
Berkat
kesabaran, kesungguhan, dan akhlak mulia dalam kurun waktu 13 tahun. Beliau
mampu menjadikan penduduk kota Makkah tunduk dan berubah menjadi orang yang
beragama Islam.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana Kondisi
Masyarakat Arab Menjelang Kelahiran Nabi?
2.
Bagaimana Perjuangan
Nabi di Makkah?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui Kondisi
Masyarakat Arab Menjelang Kelahiran Nabi
2.
Mengetahui
Perjuangan Nabi di Makkah
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONDISI MASYARAKAT ARAB MENJELANG KELAHIRAN
NABI
a. Keagamaan bangsa
arab sebelum islam
Segaris
besar penduduk jazirah arab terbagi atas al-arab,al-baiab yaitu arab kuno
periode pertama yang telah punah jauh sebelum datangnya islam. Agama samawi
yang di ajarkan oleh nabi ibrahim dan nabi ismail yaitu agama hanif telah di
anut oleh bangsa arab sejak lama. Keyakinan kepada keesaan Allah sebagai
pencipta alam, tuhan yang menciptakan dan mematikan, tuhan yang memberi rezeki
itu tetap diyakini oleh bangsa arab. Mereka yang menyembah tanaman, hantu, jin,
roh, matahari, bulan, dan berhala. Kepercayaan mereka yang menyimpang dari
agama ibrahim itulah yang di sebut kepercayaan watsaniyah. Kepercayaan ini
menyekutukan allah dengan penyembahan kepada anzhab ( batu yang belum berbentuk
), autsan ( petung dari batu ), dan asnam ( patung dari kayu, perak, emas,
logam, dan yang selain dari itu). Awal penyimpangan dari agama hanif, mungkin
sekali terjadi sejak abad pertama sebelum masehi dan berlanjut dengan abad
kedua setelah masehi.
Sementara
kehadiran agama nasrani, berawal sejak bangsa arab berinteraksi dengan pemeluk
agama nasrani karena hubungan perdagangan dengan bangsa romawi dan habsyi.
Namun pada dasarnya, orang arab tidak meninggalkan agama hanif sepenuhnya hanya
saja di campur dengan agama watsaniyah. Misalnya, pada masa jahiliyah orang
arab masih memuliakan ka’bah dengan bertawaf tanpa busana.
b. Kebudayaan
bangsa arab sebelum islam
Kabilah
al-arab al-aribah ( qotkhaniyah ) di jazirah arab selatan juga ahli membuat
patung mereka juga telah mengenal ilmu perbintangan, memiliki angkatan perang
yang kuat dan mampu memperluas wilayah dan mampu menjalin hubungan perdagangan
dengan negeri – negeri sekitarnya.
Sementara
dikawasan jazirah arab utara bangunan yang paling terkenal adalah ka’bah yang
di bangun kembali oleh ibrahim dan ismail kemudian di peliharah oleh kabilah
amaliqah. Saat kabilah jurhum memegang kekuasaan di wijaz, maka bangunan ka’bah
pernah di renovasi sekitar 5 tahun sebelum kerasulan nabi Muhammad SAW, ka’bah
yang terbuat dari batu gunung berbentuk kubus di perbaiki lagi oleh kabilah
quraisyi yang mendiami sekitar tanah haram. Ka’bah di hormati dan di sucikan
oleh semua kabilah yang menganut agama apapun. Karena itu rumah suci tersebut
menjadi daya tarik tersendiri untuk selalu di ziarahi dan menjadikan makkah
selalu ramai di kunjungi. Hal ini mengakibatkan makmurnya perdagangan di makkah.
Menurut
catatan sejarah, bangsa arab adalah bangsa yang mempunyai kemampuan hafalannya
sangat tinggi, khususnya hafalan terhadap syair – syair. Syair – syair jahili
ini pada umunya bersajak, mempunyai nada, irama, dan maknanya yang serasi.
Secara umum syair – syair jahili ini berisi tentang kehidupan keseharian
masyarakat badawi. Semisal pemburuan unta, gurun pasir, kebanggaan berhala, kerinduan yang
sangat dan pujian yang berlebihan terhadap para penyair – penyair masa jahili
yang terkenal karena syairnya yang terpilih sebagai al – mu’allaqah di ka’bah
adalah imri al – qais ( W. 540 M ), al – haris ( W. 564 M ), antarah ( W. 614 M
), amr ( W. 622 M ), lubaid ( W. 622 M ). Selain syair ada yang disebut amtsal,
yaitu pepatah / peribahasa arab yang
bernilai tinggi. Amtsal bisa di hasilkan oleh orang awam karena itu amtsal
jahili ini memiliki kesamaan – kesamaan dengan bahasa – bahasa dari bangsa
sekitar mereka yang satu rumpun yaitu samiyah. Kepercayaan masyarakat arab yang
melembaga adalah tentang tahayul hantu laki – laki ( ghaul ) dan hantu
perempuan ( aimir ) yang suka berkeliaran dan mengganggu para musafir di gurun
pasir. Mereka percaya dan takut kepada kabin / dukun yang memiliki kesaktian
dalam merenung dan beramal, serta mampu membuat penolakannya dengan sihir
ataupun mengobati dengan kekuatan magis.[1]
2. PERJUANGAN NABI DI MAKKAH
a. Kelahiran Nabi
Muhammad SAW Sebagai Rahmat Bagi Alam Semesta
Bapaknya
bernama Abdullah bin Abdul Muthalib. Abdullah wafat dua bulan sebelum beliau
dilahirkan. Beliau lahir dalam keadaan Yatim, sehingga beliau diasuh Ibunya,
Aminah binti Wahab. Ketika beliau berusia 6 Tahun beliau dibawa Ibunya dalam perjalanan jauh dari Makkah
sampai Madinah untuk mengunjungi Bani Najjar, yaitu Ibu dari saudara Bapak
Beliau. Namun dalam perjalanan pulang keMakkah, Ibu Beliau sakit, lalu
meninggal dunia. Ibu Beliau dimakamkan di Abwa. Lalu beliau diasuh oleh Kakeknya,
Abdul Muthalib. Dialah orang yang pertama kali memelihara Nabi setelah Yatim.
Kasih sayangnya begitu besar. Beliau tidak membedakan dengan putra-putrinya dan
kemudian diasuh oleh Pamannya, Abu Thalib. Abu Thalib adalah tokoh yang paling
disegani. Ia mendidik dan membimbing Nabi hingga tumbuh dewasa. Sebagai seorang
paman. Beliau memberikan bimbingan dan pendidikan.
Masa
kanak-kanak Beliau dilalui dengan menjadi pengembala kambing. Selanjutnya,
mulai belajar menjadi pedagang bersama pamannya pada masa remaja. Beliau
terkenal dengan julukan Al-Amin kerena kejujuran dalam mengemban amanah.
Ditengah
kaum musyrikin jahiliyah yang begitu rusak, akhlak dan budi pekerti beliau
tampak begitu indah dan mempesona sehingga menarik setiap insan yang
mengenalnya. Bagaikan matahari dan bulan yang menyinari kegelapan. Pada masa
kematangan itu, beliau mulai bekerja keras menopang perekonomian pamannya.
Keyatiman Nabi Muhammad SAW. Telah diganti Allah dengan ilmu dan keluhuran budi
pekerti. Allah mendidiknya secara langsung dengan amat luhur, mempersiapkan
dirinya menjadi pembawa tugas kenabian, kerasulan, dan pengembang syariat,
serta sebagai penutup semua Nabi dan Rasul. Bahkan, Allah menjadikan Beliau
makhluk terbaik, khairul anam, diantara makhluknya di muka bumi ini.
Kemiskinan
yang beliau derita semenjak kecil telah diganti Allah dengan kecukupan. Allah
memberkati perdagangan dan kehidupan beliau. Allah menganugrahkan beliau
kepercayaan manusia dan kesempurnaan agama yang diajarkan.
ketika
Nabi Muhammad berusia 25 Tahun, seorang janda kaya yang bernama Khadijah
memperkerjakannya untuk mengolah kafilahnya dan menjalankan bisnis untuknya.
masyarakat arab pada umumnya tidak ramah terhadap perempuan, tetapi khadijah
mewarisi kekayaan suaminya, dan fakta bahwa dia memegang kekayaan itu
menunjukkan tentunya dia memiliki pribadi yang kuat dan karismatik. rasa saling
menghormati dan kasih sayang antara Muhammad dan Khadijah membuat keduanya
melangsungkan perkawinan, sebuah kemitraan yang berlangsung hangat sampai
kematian Khadijah 25 tahun kemudian. dan Nabi Muhammad tidak menikah dengan
orang lain selama masa hidup Khadijah.[2]
b. Nabi Muhammad Diangkat
Menjadi Rasul Dan Menyebarkan Islam di Makkah
Pada
usia 40 Tahun, Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul. Sejak
itu, wahyu Allah turun kepada beliau melalui perantara malaikat Jibril a.s. beliau
ditugaskan untuk menyampaikannya kepada umat manusia.Nabi Muhammad SAW segera
menyampaikan risalah islamiyah. Hal ini sebagai langkah awal membangun
peradaban jazirah arab. Mula-mula Nabi berupaya meluruskan akidah yang dipeluk
oleh keluarga dan kerabat dekat secara sembunyi-sembunyi. Langkah awal ini
dilakukan Nabi sebagai usaha untuk membangun keluarga dan kerabat dekat. Selain
itu, juga sebagai upaya menghimpun dukungan sebagai modal untuk berdakwah pada
skala yang lebih luas.[3]
Selama
3 tahun, Rasulullah SAW. Menyebarkan wahyu yang diterima ini dengan
sembunyi-sembunyi. Dampaknya, hanya orang-orang yang dekat dengan Rasulullah
saja yang beriman kepada Allah dan kerasulan beliau. Mereka adalah Khadijah,
Abu Bakar, Ali bin Ai Thalib, Zaid bin Haritsah (budak yang dijadikan anak
angkat Rasulullah).
Keempat
orang inilah yang pertama kali masuk islam yang menjadi lambang agama islam
sampai hari kiamat. Khadijah telah teruji kesetiaannya sebagai seorang istri
shalihah, dan termasuk wanita yang pertama kali masuk islam. Berikutnya adalah
Abu Bakar, orang yang pertama kali masuk islam dari kalangan tokoh sekaligus
sahabat karib sebelum menjadi Rasul. Ali bin Abi Thalib orang yang pertama
masuk islam dari barisan pemuda. Sedangkan Zaid bin Haritsah yang pertama dari
kalangan budak. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa agama islam dapat
diterima semua golongan: wanita, cendikiawan, kaum muda, dan golongan budak.
Setelah
3 Tahun berdakwah dengan sembunyi-sembunyi, Allah SWT. Memerintahkan Rasulullah
Saw. Untuk berdakwah secara terang-terangan. Beliau mengajak umat manusia untuk
menyembah Allah saja dan harus meninggalkan Tuhan-Tuhan mereka selama ini,
yaitu berhala-berhala dan sesembahan lainnya. Beliau mengajak mereka
meninggalkan segala perbiatan keji dan mengerjakan kebaikan. Disaat itulah,
muncul tantangan-tantangan keras dari kaum Quraisy. Mereka menentang dakwah
Rasulullah, bahkan memusuhi dan mengancam nyawa Beliau.
Dua
belas Tahun lamanya Rasulullah berdakwah di Makkah, ternyata tidak banyak
menambah jumlah pengikut Beliau. Para sahabat dengan setia membantu dakwah dan
menyeru ditengah-tengah berbagai penghinaan dan penganiayaan. Karena jumlahnya
masih sedikit, pengikut Rasulullah pun tidak mempunyai kekuatan. Padahal,
musuh-musuh mereka amat banyak dan kuat. Maka, Allah memerintahkan Rasulullah
dan pengikutnya agar bersabar dan tabah dalam menjalani kehidupan
ditengah-tengah ancaman dan penganiayaan kaum Quraisy[4]
Pada
saat itu suku Quraisy memutuskan untuk membunuh Nabi Muhammad ketika Beliau
tidur. Untungya, Muhammad menangkap kabar angin tentang rencana tersebut dan
menyusun rencana untuk menggagalkannya dengan bantuan dua sahabat dekatnya.
salah satunya adalah sepupunya Ali bin Abi Thalib, yang kini adalah pemuda
tegap, yang akan segera menikah dengan Fatimah putri Muhammad dan menjadi
menantu Rasul. yang lainnya adalah sahabatnya, Abu Bakar. pengikut pertama
Muhammad di luar lingkaran keluarga dan penasihat terdekatnya, yang akan
menjadi ayah mertua Muhammad.
Pembunuhan
Muhammad direncanakan pada malam bulan september Tahun 622 M. malam itu, Nabi dan
Abu Bakar menyelinap kepadang gurun. Ali berbaring ditempat tidur Muhammad agar
terlihat seolah-olah Beliau masih tidur disana. ketika calon pembunuh menerobos
masuk, mereka marah karena menemukan Ali, tetapi mereka membebaskannya dan
mengirim regu pencari keluar untuk memburu Nabi. Muhammad dan Abu Bakar baru
sampai disebuah gua didekat Makkah, namun legenda mengisahkan bahwa laba-laba
membangun jaringnya dimulut gua setelah mereka masuk. Ketika regu pencari
datang dan melihat gua yang tertutup dengan jaring itu. mereka mengira tak
seorang pun yang masuk kedalamnya, dan dengan demikian melewatkannya. Muhammad
dan Abu Bakar berhasil selamat sampai ke kota Yasrib atau yang sekarang dikenal
dengan kota Madinah.[5]
c.
Reaksi Dan Ancaman Dari Kaum Kafir Quraisy Terhadap Nabi Muhammad
Masyarakat
kafir Quraisy tidak senang dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW yang mengajak
masyarakat untuk memeluk agama islam. Mereka sangat membenci Nabi, bahkan Abu
Lahab paman Nabi pun memusuhi beliau.[6]
Abu Lahab pun tak segan untuk mengajak orang-orang memusuhinya. Beliau tak
luput dari tipu daya dan siksaan, beliau ditindas,dimaki,dan dimusuhi. Bahkan,
ada usaha untuk membunuh beliau.Saat itu, hanya segelintir orang-orang yang
mengikuti Nabi. Itupun dari kalangan lemah dan budak. Kaum kafir Quraisy
mengancam untuk siapapun mereka yang beriman kepada Nabi akan dirantai,
dikekang dan dicambuk. Sebagianpun ada yang di seret di atas pasir pada tengah
hari yang panas. Tapi, mereka tetap bersabar. Nabi pun tak luput dari tipu daya
dan siksaan mereka. Beliau dimaki, ditindas bahkan akan dibunuh.[7] Namun,
Allah menyelamatkannya. Karena, tiada henti beliau untuk berdo’a dan berlindung
kepada Allah. Melihat Islam kian berkembang, Kaum Quraisy membuka perang baru
yaitu perang informasi. Aksi ini dilakukan pada saat musim haji. Kafilah yang
sedang berjalan lalu diberikan berbagai informasi miring tentang Nabi. Nabi
dikatakan sebagai seorang pembual dan tukang sihir. Puncak dari itu semua
adalah perang ekonomi dan sosial. Kaum kafir Quraiys telah membuat kesepakatan
utnuk tidak bekerjasama dengan keluarga Nabi. Tidak berinteraksi dan bedamai
dengan mereka.
Pemboikotan
ini begitu pedih dan menyengsarakan. Makkah jadi begitu sempit bagi Rasulullah
untuk menyalakan cahaya iman di hati penduduk. Namun beliau tetap ikhlas dan
tabah untuk menunaikan perintah Allah. Serta senantiaa memanjatkan do’a bagi
orang-orang yang telah memusuhi beliau.
.
BAB III
KESIMPULAN
Sebelum
datangnya Islam ke makkah orang-orang menyembah tanaman, hantu, jin, roh,
matahari, bulan, dan berhala. Makkah yang dahulu dihuni oleh orang-orang
jahiliyah yang menganggap berhala sebagai Tuhan. Hingga lahirlah Nabi Muhammad
yang diberi perintah oleh Allah untuk menyebarkan agama islam. Saat itu kaum kafir
Quraisy sangat menolak ajakan Nabi Muhammad untuk masuk Islam. Nabi Muhammad
sangat dibenci oleh kaum kafir Quraisy karena di anggap sebagai pembual. Namun
Nabi Muhammad tetap semangat dan rajin untuk menyebarkan ajaran islam. Sehingga
mulai dari keluarga beliau, sedikit demi sedikit orang-orang mulai mengikuti
ajaran islam.
DAFTAR PUSTAKA
Irsyad Adzim, Makkah Keajaiban dan Kota Suci, (Jogjakarta: A+Plus
Books, 2009)
Asnawi Muh, Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang: CV. Aneka
Ilmu Anggota
IKAPI, 2009)
Ansary Tamim, Dari Puncak Bagdad, (Jakarta: Zaman, 2012)
Salabih M.A, Muhammad sebagai Nabi dan Manusia, (Yogyakarta:
Mitra Pustaka)
Abazhah Nizar, Perang Muhammad, (Jakarta: zaman,2011)
Ismawati, Sejarah Peradaban islam, (Semarang: CV. Karya Abadi
Jaya, 2015)
[1]
Ismawati, Sejarah Peradaban islam, (Semarang: CV. Karya Abadi Jaya, 2015), hlm
1-11
[2]
Tamim Ansary, Dari Puncak Bagdad, (Jakarta:Zaman, 2012), hlm 53
[3] Muh.Asnawi,
Sejarah Kebudayaan Islam, (Semarang:CV. Aneka Ilmu Anggota IKAPI, 2009), hlm.11
[4] Adzim
Irsyad, Makkah Keajaiban dan Kota Suci, (Jogjakarta:A+Plus Books, 2009), hlm
33-35
[5] Tamim
Ansary, Dari Puncak Bagdad, (Jakarta:Zaman, 2012), hlm 58-59
[6] M.A
Salabih, Muhammad sebagai Nabi dan Manusia, (Yogyakarta: Mitra Pustaka),hlm.
12.
[7] Nizar
Abazhah, Perang Muhammad, (Jakarta: zaman,2011),hlm. 19-21.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar